Daun

Rabu, 27 Februari 2013

CINTA...

Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa pacaran dilarang

1. Pacaran itu bukan budaya Islam
Di Islam adanya langsung nikah setelah melalui tahapan pengenalan (ta’aruf) secara syar’i. Pacaran tidak dilarang, asal sudah muhrim. Karena kalau tidak, akan mengarahkan pada perbuatan zina. Islam juga tidak menjadikan faktor dunia, seperti harta, sebagai landasan utama untuk menikah. Yang diutamakan adalah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Wah, jelas ini lebih ‘hemat’ kan!

2. Pacaran itu bikin hati enggak bersih
Jika hati itu ibarat papan kayu, maka pasangan hidup adalah pakunya. Sementara lubang yang tertinggal di papan saat paku dicabut adalah kenangan. Meski paku tak lagi bersarang, namun tubuh papan sudah banyak bolongnya. Hati yang sudah sering dipakkai untuk pacaran, tentu sudah banyak bolongnya, terisi kenangan-kenangan sama pacar. Jadinya kalau sudah menikah, rasa gregetnya sudah banyak yang hilang. Kasihan kan istri atau suami kita kalau kita kasih hati yang statusnya ‘sisa’. Lagipula memang kita mau kalau dikasih hati yang ‘sisa’ sama istri atau suami kita nantinya? Ingatlah, wanita yang baik untuk lelaki yang baik, dan wanita yang tidak baik untuk lelaki yang tidak baik.
3. Pacaran itu boros uang
Uang yang seharusnya bisa dihemat mendadak sering habis karena dipakai buat antar jemput pacar, traktir makan pacar, nelpon dan SMS pacar, bayar SPP pacar (masa iya?), dan lain-lain yang berkaitan dengan pacar. Mending kalau uangnya cari sendiri, nah kalau masih minta orang tua? Gengsi dong…
4. Pacaran itu boros pikiran
Masa muda itu harusnya dipakai untuk belajar, belajar, dan belajar. Jadi hati dan pikiran kudu bersih tuh. Nah, kalau sudah penuh dengan bayangan pacar, bagaimana mau belajar dan mengukir prestasi? Daripada mikirin pacar, mending mikirin deh tuh rumus matematika. Lagian, belum tentu juga pacar mikirin kita sebagaimana kita mikirin dia.
5. Pacaran itu boros waktu
Sehari ada 24 jam. Itu juga dibagi-bagi untuk tidur delapan jam, belajar di sekolah kurang lebih delapan jam, lalu sisanya untuk antar jemput pacar, nelpon pacar, kasih makan pacar, dan apa-apa sama pacar. Ah, enggak bebas jadinya. Mending waktunya dipakai untuk hal lain yang lebih jelas manfaatnya.
6. Pacaran itu boros tenaga
Sudah capek pikiran, tentu tenaga terkuras saat pacaran. Ya itu tadi. Antar jemput pacar, nelpon dan SMS pacar, kasih makan pacar, jalan-jalan sama pacar, mijetin pacar. Aduh, capek deh… mending tenaganya buat olah raga atau bantu-bantu orang yang lebih membutuhkan. Sudah sehat, dapat pahala pula.
Nah, sejak saat itulah, saya berniat meski sudah kaya raya nantinya (aamiin), saya tidak mau menempuh jalan pacaran. Lewat jalan pintas saja, yakni langsung nikah! Toh, pacaran itu kan untuk masa penjajakan atau kenalan. Kenapa juga harus buang-buang banyak uang, waktu, tenaga, dan pikiran untuk berlama-lama kenalan? Bisa rugi bandar saya.
Biarlah indahnya masa pacaran itu saya rasakan setelah menikah nanti. Dalam balutan ridho Illahi dan dengan kesegaran hati yang belum pernah terbagi, khusus untuk wanita muhrim yang telah resmi menjadi istri pujaan hati.
Enggak mudah memang tidak pacaran di tengah zaman millennium seperti ini. Tapi yakin deh, semua akan indah pada waktunya. Dan saya merasa dada saya sudah makin tipis karena sering dielus-elus sambil bilang, “Sabar… Sabar…” Semoga kalian pun demikian. ^_^
“(Mereka berdoa): Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” [QS. Ali Imron (3): 8]

CINTA

PUISI ISLAM

"Bila Aku Jatuh Cinta"

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatanku untuk mencintaimu

Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu,

Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-MU,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling dari hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasih-mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehinggah melupakan aku
pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu,
telah berjumpa pada taat pada-Mu,
telah bersatu dalam dakwa-Mu,
telah berpadu dalam membela syariat-Mu.

Kukuhkanlah Ya Allah ikatannya.
kekalkanlah cintanya.
Tunjukilah jalan-jalannya.
Penuhilah hati-hati ini
Dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar.

Lapangkanlah dada-dada
kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan
bertawakal di jalan-Mu

BINTANG





BINTANG-BINTANG




Minggu, 17 Februari 2013

PUISI

Pantang Menyerah
Kala aku diam termangu
Kucoba kalahkan semua letihku
Kuusir jauh keputusasaan
Dan bangkit mengejar tujuan

Tiada henti aku menghiba
 Sebelum nanti saatnya tiba
            Berharap rahmat Allah aku terima
     Hidup sejahtera di alam dunia

Akanku genggam keputusan itu
Berubah demi masa depanku
Yng pasti lebih baik untukku
Juga pasti lebih baik buat keluargaku